Pagi itu, cuaca bogor mendung berawan. Tidak terlihat harapan sinar matahari yang menghangatkan dinginnya malam kota hujan. Kota yang sungguh sangat saya cintai. Karena cerita cinta, bahagia, perjuangan, tangisan, kekesalan, kekecewaan bercampur penuh rasa, dan berawal dari kota ini.
Ahsan, 2019
Dan saya tersentak ketika lamunan “benang kusut” bisnis dikagetkan dengan suara Teh Nisa,
“ San, jadi join TDA ga ?!” sahut kakak kelas yang selalu ada dimana-mana ini.
Mungkin ini pertanyaan sama ke-empat dalam setahun terakhir. Baru resign dari pekerjaan-bergaji-nyaman di akhir 2011, saya butuh banget fokus di bisnis yang sedang dirintis.
“ Buat apaan sih Teh ikut begituan ?? ” menjawab sekenanya karena sambil jadi operator di usaha sendiri.
“Udah lu ikut aja dulu, banyak ilmu bisnisnya di sana, biar ga butek gitu muka lu!”
Emang begitulah teh Nisa. Ceplas-ceplos kalau ngomong. Tapi hatinya sebenarnya mulia, ingin membantu saya. Beliau dan partner bisnisnya kala itu di Horta, jadi investor di bisnis fotokopi dan print ini.
“… hmm, iya Teh, nanti yaa, sekarang masih harus total nih ngerintis bisnis” jawab saya ga mau debat sama beliau
Saya bergumam dalam hati, ngapain sih nambah-nambah kerjaan ikut TDA, komunitas Bisnis yang saat itu beliau aktif jadi pengurus di dalamnya.
Dalam pikiran saya, bisnis itu di awal yang penting kerja keras, fokus, buka paling pagi tutup paling malam. Jadi ga perlu lah ikutan komunitas-komunitas yang belum tentu juga bikin bisnis saya berkembang.. Yang ada nanti bisnis malah ga keurus.
Pada hari itu yang tidak seperti biasanya, mentari cerah dengan panas yang cukup terik. Tampak wanita mungil yang saya kenal dari cara berpakaiannya.
“ duhh.., doi lagi, kali ini kayaknya saya nyerah deh” saya bergumam dalam hati.
Dan seperti dugaan saya, beliau nawarin lagi buat join TDA lewat program KMIB (Kelompok Mentoring Inspirasi Bisnis) TDA Bogor Raya. Apalagi dapet harga spesial, dan bisa dicicil pula. Okelah, ga ada ruginya.
“ Jadi San, ….” Teh Nisa coba memulai pembicaraan untuk meyakinkan saya
Sebelum panjang lagi gw diroasting sama beliau, gw jawab aja: “Siap Teh, saya join TDA via KMIB 04!”.
Dari sinilah awal ceritanya bermula. Di buat singkat karena udah deadline tulisan dari pusat hehe. Mulai diminta sama Pak Yogi di akhir jabatan sebagai ketua TDA 3.0 dilanjutkan Teh Nisa sebagai ketua TDA 4.0 untuk aktif dan ngurusin Pesta Wirausaha Bogor saat itu. 1 tahun dua kali event PW. Waktu banyak tersita. Anehnya, ngurus bisnis serasa jadi lebih mudah.
Silaturahmi berjejaring dengan sesama pebisnis di TDA membuka inspirasi dan solusi, terasa sangat instan.
Kerasa banget efeknya dengan program KMB (Kelompok Mentoring Bisnis), 1 mentor dengan beberapa orang mentee. Salah satu bisnis sekarang yang saya jalani setelah bangkrut dari fotokopi, idenya datang saat KMB 04 pertama saya saat itu dengan
mentor Pak Andika.
KMB 13 sebagai KMB kedua saya dengan mentor Pak Yogi membuka cakrawala membangun bisnis dengan pondasi lebih kuat, dan KMB terakhir saya saat ini bersama Pak Teguh membuat bisnis menjadi lebih besar dengan fokus pada pengembangan tim dan visi yang besar.
Alhamdulillah setelah bangkit dari bangkrut di bisnis fotokopi di tahun 2014, atas izin Allah, saat ini per 2022, saya running 2 perusahaan sebagai pengelola dan komisaris dengan sekitar 50-an tim yang membersamai. Juga kolaborasi dengan mentor Pak Teguh adalah kehormatan sebagai mentee. Dan jadi investor pasif di beberapa bisnis anak muda, yang mostly ketemu di TDA.
Dari perjalanan ini, Akhirnya saya coba merangkumnya formula kesuksesan (menurut saya) yang bisa diaplikasikan di bidang apapun itu, termasuk bisnis:
HASIL = (MINDSET*KNOWLEDGE*ACTION)^MOTIVATION
Hasil adalah perkalian antara mindset x knowledge x action, di pangkatkan motivasi. Ahsan, 2109
Temen-temen bisa melalui banyak cara untuk mendapatkan mindset berbisnis yang benar, ilmu dan skill bisnis yang tepat dan action bisnis yang penuh komitmen dengan energi bahan bakar motivasi yang terus menyala.
Bagi saya, saya menemukannya di TDA.
Ternyata, dengan segala kontribusi yang dilakukan sebagai panitia, pengurus, dan ketua untuk membuat TDA aktif dengan kegiatan2, bukan TDA-lah yang membutuhkan kami. Tapi kamilah yang membutuhkan TDA. Sebagai tempat belajar, berbagi dan berkolaborasi.
Saya tidak membahas detail rumus diatas, hanya fokus kepada masalah motivasi. Apakah sumber motivasi terbesar. IMAN adalah jawabannya. Cukuplah ayat ini menjadi motivasi bagi kami.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no.1631)
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad)
“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).
Jadilah member, tapi tidak cukup disana. Jadilah pengurus, mentor dan berkontribusilah. Temen-temen hanya akan mendapatkan sebanyak yang temen2 berikan. Itulah arti TDA.
Ahsan, 2019
Wallahu ‘alam bisshowab. Salam. Ahsan.